/* CURSOR CSS GENERATOR - FRIENDSTER-TWEAKERS.COM */ body { cursor:url("http://myspace-html-layout.com/cursors/black_skull.cur"),default;}
/* CURSOR CSS GENERATOR - FRIENDSTER-TWEAKERS.COM */ body { cursor:url("http://myspace-html-layout.com/cursors/black_skull.cur"),default;}

Visat

Senin, 26 April 2010

Visat


VSAT adalah singkatan dari Very Small Aperture Terminal adalah stasiun penerima sinyal dari satelit dengan antena penerima berbentuk piringan dengan diameter kurang dari tiga meter. Fungsi utama dari VSAT adalah untuk menerima dan mengirim data ke satelit. Satelit berfungsi sebagai penerus sinyal untuk dikirimkan ke titik lainnya di atas bumi. Sebenarnya piringan VSAT tersebut menghadap ke sebuah satelit geostasioner. Satelit geostasioner berarti satelit tersebut selalu berada di tempat yang sama sejalan dengan perputaran bumi pada sumbunya. Satelit geostasioner mengorbit selalu pada titik yang sama di atas permukaan bumi, maka dia akan selalu berada di atas sana dan mengikuti perputaran bumi pada sumbunya.


Mengirim Dan Menerima Data

Mendapatkan data Internet dari setelit sama saja dengan mendapatkan sinyal televisi dari satelit. Data dikirimkan oleh satelit dan diterima oleh decoder pada sisi pelanggan. Data yang diterima dan yang hendak dikirimkan melalui VSAT harus di-encode dan di-decode oleh encoder dan decoder terlebih dahulu. Satelit Telkom-1 menggunakan C-Band (4-6 GHz). Selain C-Band ada juga Ku-Band. Namun C-Band lebih tahan terhadap cuaca dibandingkan dengan KU-Band. Satelit ini menggunakan frekuensi yang berbeda antara menerima dan mengirim data. Intinya, frekuensi yang tinggi digunakan untuk uplink (5,925 sampai 6,425 GHz), frekuensi yang lebih rendah digunakan untuk downlink (3,7 sampai 4.2 GHz).

Sistem ini mengadopsi teknologi TDM dan TDMA. Umumnya konfigurasi VSAT adalah seperti bintang. Piringan yang ditengah disebut hub dan melayani banyak piringan lainnya yang berlokasi di tempat yang jauh. Hub berkomunikasi dengan piringan lainnya menggunakan kanal TDM dan diterima oleh semua piringan lainnya. Piringan lainnya mengirimkan data ke hub menggunakan kanal TDMA. Dengan cara ini diharapkan dapat memberikan koneksi yang baik untuk hubungan data, suara dan fax. Semua lalu lintas data harus melalui hub ini, bahkan jika suatu piringan lain hendak berhubungan dengan piringan lainnya. Hub ini mengatur semua rute data pada jaringan VSAT.

Frame TDM selalu berukuran 5.760 byte. Setiap frame memiliki 240 sub-frame. Setiap sub-frame adalah 24 byte. Panjang waktu frame tergantung pada data rate outbound yang dipilih. TDMA selalu pada 180 ms. TDMA disinkronisasi untuk memastikan bahwa kiriman data yang berasal dari stasiun yang berbeda tidak bertabrakan satu dengan yang lainnya.

Pendapat umum mengatakan bahwa koneksi dengan satelit adalah koneksi yang paling cepat. Kenyataanya adalah tidak. Waktu yang dibutuhkan dari satu titik di atas bumi ke titik lainnya melalui satelit adalah sekitar 700 milisecond, sementara leased line hanya butuh waktu sekitar 40 milisecond. Hal ini disebabkan oleh jarak yang harus ditempuh oleh data yaitu dari bumi ke satelit dan kembali ke bumi. Satelit geostasioner sendiri berketinggian sekitar 36.000 kilometer di atas permukaan bumi.

Perangkat

Terminal Antena Sangat Kecil adalah alat di stasiun bumi dan digunakan untuk mengirim serta menerima pancaran frekwensi daripada satelit. Antena VSAT berukuran lebih kurang 2 hingga 10 kaki (0.55-12 m) dipasang di atap ,dinding atau atas tanah dan pemilihan besar kecilnya antena sangat tergantung pada jenis frekuensi (misalnya C band atau Ku band) yang akan digunakan.

Komponen

Komponen VSAT, terdiri dari:

  • .Unit Luar (Outdoor Unit (ODU)):

    1. Antena/dish/parabola ukuran 2 hingga 4 kaki (0.55-2.4 m), yang dipasang pada atap, dinding atau di tanah.

    2. BUC (Block Up Converter), yang menghantarkan sinyal informasi ke satelit.Juga sering disebut sebagai Transmitter (Tx).

    3. LNB (Low Noise Block Up), yang menerima sinyal informasi dari satelit. Juga sering disebut sebagai Receiver (Rx).
  • Unit Dalaman (Indoor Unit (IDU)):

    1. Modem (Modulator / Demodulator), sebuah alat dipanggil Return Channel Satellite Terminal yang menyambungkan dari unit luar dengan IFL kabel berukuran panjang tidak lebih 50 meter.

    2. IFL (Inter Facility Link). Merupakan media penghubung antara ODU & IDU. Fisiknya biasanya berupa kabel dengan jenis koaksial dan biasanya menggunakan konektor jenis BNC (Bayonet Neill-Concelman).
  • Satelit

    1. Merupakan alat di orbit bumi khusus untuk menerima/ menghantar maklumat secara nirkabel, berkomunikasi melalui frekuensi radio.
menggunakan Satelit Telkom 2 (Indonesia) digunakan untuk Depdagri, dengan teknologi C band yang lebih tahan dengan cuaca di Indonesia (berhubungan dengan masalah curah hujan yang cukup tinggi di Indonesia). Menggunakan Komunikasi 2 arah, menerima dan menghantar isyarat. Daerah yang dipasang VSAT dikenali sebagai remote terminal, dikawal oleh hub station. Semua isyarat dari satelit dikirim ke hub terlebih dahulu sebelum dikirim kembali ke terminal remote lain, yaitu Propinsi / Kabupaten.
  • Kapasitas muat turun (download) ialah 1 Mbps tetapi boleh dinaiktaraf sehinga mencapai 45 Mbps**
  • Kapasitas muat naik (upload) pula ialah 128 Kbps tetapi boleh dinaiktaraf sehinga mencapai 1.1 Mbps**
  • Kontrak perjanjian SchoolNet hanya 1 Mbps muatturun dan 128 Kbps muat naik

Kedudukan Satelit

Jenis-jenis satelit bergantung kepada kedudukannya dengan permukaan bumi.

Ada 4 jenis satelit :

  • GEO -Geostationary (geo-synchronous) earth orbit

  • MEO -Medium earth orbit

  • LEO – Low earth orbit

  • HEO -Highly elliptical orbit

Keunggulan dan kekurangan

Keunggulan VSAT:

  • Pemasangannya cepat.

  • Jangkauan terjauh dapat mencapai setengah permukaan bumi.
  • 1. Koneksi dimana saja. Tidak perlu LOS dan tidak ada masalah dengan jarak,
  • 2. Jangkauan cakupannya yang luas baik nasional, regional maupun global.
  • 3. Pembangunan infrastrukturnya relatif cepat untuk daerah yang luas, dibanding teresterial.
  • 4. Komunikasi dapat dilakukan baik titik ke titik maupun dari satu titik ke banyak titik secara broadcasting, multicasting
  • 5. kecepatan bit akses tinggi dan bandwidth lebar. VSAT bisa dipasang dimana saja selama masuk dalam jangkauan satelit,
  • 6. Handal dan bisa digunakan untuk koneksi voice, video dan data, dengan menyediakan bandwidth yang lebar
  • 7. jika ke internet jaringan akses langsung ke ISP router dengan keandalannya mendekati 100%
  • 8. Sangat baik untuk daerah yang kepadatan penduduknya jarang dan belum mempunyai infrastuktur telekomunikasi.
  • 9. harga relatif mahal karena menyewa dengan sebuah provider

Kekurangan/ Kerugian VSAT

  • Koneksinya rentan terhadap gangguan cuaca (terhadap molekul air).

  • Memakan tempat, terutama untuk piringannya.
  • 1. Untuk melewatkan sinyal TCP/IP, besarnya throughput akan terbatasi karena delay propagasi satelit geostasioner. Kini berbagai teknik protokol link sudah dikembangkan sehingga dapat mengatasi problem tersebut. Diantaranya penggunaan Forward Error Correction yang menjamin kecilnya kemungkinan pengiriman ulang.
  • 2. Waktu yang dibutuhkan dari satu titik di atas bumi ke titik lainnya melalui satelit adalah sekitar 700 milisecond, sementara leased line hanya butuh waktu sekitar 40 milisecond. Hal ini disebabkan oleh jarak yang harus ditempuh oleh data yaitu dari bumi ke satelit dan kembali ke bumi. Satelit geostasioner sendiri berketinggian sekitar 36.000 kilometer di atas permukaan bumi.
  • 3. Curah Hujan yang tinggi, Semakin tinggi frekuensi sinyal yang dipakai maka akan semakin tinggi redaman karena curah hujan. Saat ini band frekuensi yang banyak dipakai untuk aplikasi broadcasting adalah S-band, C-Band dan Ku-Band. Untuk daerah seperti Indonesia dengan curah hujan yang tinggi penggunaan Ku-band akan sangat mengurangi availability link satelit yang diharapkan. Sedangkan untuk daerah daerah sub tropis dengan curah hujan yang rendah penggunaan Ku-Band akan sangat baik. Pemilihan frekuensi ini akan berpengaruh terhadap ukuran terminal yang akan dipakai oleh masing masing pelanggan.
  • 4. Rawan sambaran petir gledek
  • 5. Sun Outage, Sun outage adalah kondisi yang terjadi pada saat bumi-satelit-matahari berada dalam satu garis lurus. Satelit yang mengorbit bumi secara geostasioner pada garis orbit geosynchronous berada di garis equator atau khatulistiwa (di ketinggian 36.000 Km) secara tetap dan mengalami dua kali sun outage setiap tahunnya. Energi thermal yang dipancarkan matahari pada saat sun outage mengakibatkan interferensi sesaat pada semua sinyal satelit, sehingga satelit mengalami kehilangan komunikasi dengan stasiun bumi, baik headend/ teleport maupun ground-segment biasa.
  • 6. Debu Meteroit,
  • 7. Seringkali menembakan gas hydrazine (H2Z) agar rotasi satelit agar satelit stabil di orbit, satelit perlu beberapa kali di kalibrasi agar tetap pada orbitnya. Bersambung …..

Read More..

Konfigurasi Active Directory pada Windows Server 2003 R2

Diposkan oleh D!fkY AnAk !nF0RmAT!kA Sabtu, 27 Maret 2010

Active Directory (AD) merupakan layanan yang dibanggakan oleh windows server, dengan tugas dari seorang administrator akan dipermudah, sebagai analoginya AD adalah sebuah buku telepon, yang didalamnya terdapat berbagai informasi nama dan buku telepon yang sangat mudah untuk ditemukan jika kita ingin mencari sebuah informasi.

mungkin ini sekedar teori yang sudah banyak beredar.. :)

langsung ada deh proses konfigurasinya, gambar2 dibawah ini sudah mewakili urutan yang dilakukan pada saat awal hingga akhir dari proses instalasi. knapa gambar ? karena 1 gambar mewakili seribu kata..huehuehue

Read More..

Konsep Sistem Client-Server

Pendahuluan

Diawal perkembangannya perangkat komputer adalah barang yang mahal dan mewah. Pengembangan dan pengoperasiannya rumit dan terpusat. Namun seiring dengan berjalannya waktu yang tadinya proses tersentralisasi dikembangakan menjadi proses terdistribusi sampai pada end user. Hal ini sangat dipengaruhi oleh adanya perkembangan teknologi LAN (Local Area Network) di pertengahan tahun 1980 an. Dengan LAN sebuah PC dapat melakukan komunikasi satu dengan lainnya dan dapat saling berbagi resource baik perangkat keras ataupun database. LAN mampu memberikan interkonektivitas yang tidak pernah ada sebelumnya. Untuk dapat melakukan hal tersebut dibutuhkan sebuah komputer pemproses yang memfasilitasi dan melayani proses sharing semua resource yang ada. Perangkat ini disebut dengan Server. Untuk melakukan Sharing File biasanya dibutuhkan sebuah File Server begitu juga untuk sharing Printer dibutuhkan sebuah Printer Server. Namun ternyata hal seperti ini belumlah cukup. Jumlah PC yang bertambah dengan sangat cepat seiring dengan berkembangnya sebuah organisasi. Jumlah end user dan client juga bertambah banyak. Kebutuhan akan perangkat menjadi bertambah pula, tidak hanya membutuhkan sebuah printer server, juga dibutuhkan server-server lainnya seperti server pengolahan gambar, server pengolahan suara, dan lainnya. Server-server ini dengan database dan applikasinya harus dapat diakses oleh beberapa PC, ataupun diakses oleh sebuah komputer mainframe melalui sebuah LAN. Sistem seperti ini disebut Sistem Client Server seperti digambarkan pada Gambar 1 dibawah ini.

Gambar 1. Skema Sistem Client-Server

Komponen dan Fungsi Sistem Client Server

Gambaran umum konfigurasi Client Server diperlihatkan pada gambar 2. Dengan pendekatan Client Server setiap PC dapat melakukan secara independen sebuah pemrosesan lokal dan mensharing perangkat enterprise melalui LAN. Untuk kasus yang lebih luas kemampuan akses dapat dilakukan melalui MAN (Metropolita Area Network) atau WAN (Wide Area Network). Sebuah database dan program applikasi enterprise misalnya diletakan pada sebuah server dimana setiap end user dapat melakukan akses melalui Client Processor, LAN dan Server seperti pada gambar 3.

Gambar-2 Host Sistem dan Sistem Client Server

User

User disini adalah end user yang mengakses client untuk mendapatkan sebuah layanan. End user bisa saja seorang manager perusahaan, professional, karyawan di sebuah perusahaan, atau pelanggan. Ada timbul sedikit kerancuan. Pelanggan dalam sebuah bisnis atau perdagangan disebut dengan client, tapi client ini adalah manusia, jangan dibingungkan dengan istilah client pada pemrosesan komputer. Dapat kita katakan sebuah user atau end user adalah ketika melakukan proses akhir menggunakan sistem client server.

Gambar 3. Komponen Sistem Client Server

Client

Client dapat berupa sebuah pemproses yang powerful atau dapat juga berupa terminal tua dengan kemampuan proses yang terbatas. Secara mendasar client adalah sebuah PC dengan sistem operasinya sendiri. Sebagian besar pemrosesan banyak dilakukan di sebuah server dimana bagian-bagian dalam lingkup pekerjaannya ditentukan oleh program komputer, inilah yang menyebabkan sistem client server berbeda dengan sistem transaksi tradisional. Sistem client server memungkinkan sebuah teknologi dan applikasinya digunakan bersamaan. Applikasi disini termasuk didalamnya adalah pemroses pesan seperti e-mail, pemproses file lokal seperti DBMS untuk browsing dan penghitungan, atau sharing resource seperti sistem image processing, sistem optical character, sistem advance grafic processing, plotter warna, atau sebuah printer. Perangkat-perangkat ini bisa saja berasal dari berbagai vendor yang ada. Untuk memfasilitasi query pemprosesan dari client, sebagian besar sistem client server menggunkaan Structured Query Language (SQL) yang merupakan struktur bahasa tingkat tinggi. SQL dengan database relationalnya adalah standar de facto untuk hampir sebagian besar sistem client server. Salah satu komponen terpenting sistem client server adalah User Interface (UI), yang digunakan user untuk berkomunikasi. Bagi user yang seorang programmer, UI tidak mesti user friendly, tapi untuk end user yang bukan programmer sangat dibutuhkan UI yang user friendly. Dibutuhkan Graphical User Interface (GUI) untuk end user karena GUI menampilkan grafis untuk melakukan akses dengan icon-icon tanpa perlu memasukan perintah pemrograman. Kedepannya GUI tidak hanya digunakan untuk menggantikan akses perintah pemprograman tapi juga digunakan untuk grafik, voice, video, animasi, untuk selanjutnya menjadi sebuah teminal multimedia.

Network dan Transmisi

Server dan client dapat terkoneksi dengan sebuah media transmisi. Media transmisi ini dapat berupa kabel, wireless, atau fiber. Dengan media ini memungkinkan sebuah perusahaan untuk melakukan enterprice network lebih besar dalam sebuah workgroup atau departemen. Untuk itu dibutuhkan interoperability sebagai contoh operasi dan pertukaran informasi yang heterogen melalui berbagai perangkat software dalam jaringan. Esensinya adalah keterbukaan dalam melakukan pertukaran baik komponen dan software yang berasal dari vendor yang berbeda-beda. Dengan interoperability baik vendor dan customer akan mendapatkan keuntungan.

Interoperability memberikan dampak pada arsitektur jaringan. Awal sebuah arsitektur jaringan adalah SNA namun arsitektur ini bersifar proprietary dan tidak terbuka dengan vendor lainnya. Kemudian sebagian besar orang beralih ke OSI yang di standarkan oleh ISO (International Standards Organization). OSI banyak di gunakan di Eropa namun kurang berkembang di Amerika Serikat. Di Amerika Serikat muncul TCP/IP yang kemudian di dukung oleh Unix User Group.

Servers

Konektivitas adalah hal yang terpenting namun bukan satu-satunya faktor untuk mendapatkan efisiensi dan efektivitas sharing resource yang dimiliki. Dibutuhkan sebuah perangkat yang memiliki kemampuan mengontrol software, menjalankan program applikasi, dan mengakses database dengan mudah dan cepat. Untuk itulah diperlukan sebuah Server. Sebuah Server harus mendukung spesifikasi yang mendukung resource sharing seperti Network Server Operating System, Multiple User Interface, GUI (Graphic User Interface), dialog oriented cleint – server languange seperti SQL dan database arsitektur. Saat ini resuorce bisa tersebar secara spasial tidak hanya berada dalam batasan sebuah negara namun sudah antar negara yang membutuhkan interkoneksi yang tinggi.

Beberapa software dapat diperoleh dari vendor atau software house. Software tersebut bisa bersifat mainframe centric (sentral) atau PC server centric. Namun selain semua hal yang tersedia pada paket software tersebut tetap dibutuhkan in house sofware development. Juga perlu untuk mengintegrasikan sistem client server dengan sistem informasi yang telah ada dan menggunakan sistem tersebut tidak hanya sebagai end user tapi juga bekerja diantara group end user.

Server melakukan pemprosesan mirip dengan pemrosesan yang ada disisi client. Namun ada sedikit perbedaan, biasanya sebuah server tidak mempunyai User Interface karena didesain untuk networking, memproses database dan memproses applikasi. Pembeda antara pemrosesan client dan server ada pada tanggungjawab dan fungsi dari pemrosesan yang dilakukan. Sebagai contoh sebuah server dapat bertindak sebagai repository dan penyimpanan informasi dalam kasus pada file server. Tipe dari Server tergantung pada kebutuhan dan tujuan sistem. Dalam beberapa kasus sebuah server harus mampu melakukan multitaskting (membentuk multi fungsi secara simultan), menggunakan multiple operating system, lebih portable, memiliki skalabilitas, dan memiliki waktu respon yang cepat untuk melakukan teleprosesing. Dengan kapabilitas seperti itu menjadikan server memiliki harga yang relatif mahal. Penyebab mahalnya harga server adalah :

  1. Network Management

  2. Gateway function termasuk akses keluar dan e-mail publik

  3. Penyimpanan

  4. File Sharing

  5. Batch processing

  6. Bulletin Board access

  7. Facsimile transmission

Pemrosesan Database

Beberapa prinsip pemrosesan data pada server termasuk didalamnya adalah integritas, sekuriti, dan recovery data. Enterprise data yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan membutuhkan sebuah integrasi, pengaksesan data yang di kendalikan dan kelola dengan securiti yang baik, dan recovery data dapat dilakukan jika terjadi kegagalan sistem.

Beberapa data management dilakukan secara otomatis. Biasanya dilakukan oleh DBMS yang berada di Server yang mengontrol akses diantara pemprosesan multiple sistem dan mengintegrasikan akses data melalui network management.

Pemrosesan Applikasi

Data digunakan oleh program applikasi yang mana sebagian besarnya berada di server. Ada beberapa applikasi client server yang disediakan oleh vendor. Tools applikasi ini menjadikan pengembangan sistem client-server menjadi lebih kompetitif. Pengembangan applikasi client-server dapat dilakukan dengan beberapa cara yakni :

  1. Fungsi pemprosesan didistribusikan diantara client dan server. Porsi dari client dijalankan oleh end user dengan menggunakan bahasa pemrograman database seperti SQL yang memberikan semacam request data dan kemudian mengekstrak data tersebut dari lokasinya dimana semua proses tersebut dikontrol oleh sistem operasi.

  2. UI dan GUI menjadi lebih sering digunakan karena tingkat kemudahan penggunaan menjadi lebih penting.

  3. Digunakannya Advance networking seperti LAN

  4. Code generator juga digunakan, Metodelogi Objeck Oriented akan menambah tingkat penggunan.

  5. Tools pengembangan seperti SQL Server, FLOWMARK, Progress, ObjectView, Oracle menjadi sangat diperlukan

Ketika sebuah applikasi diproses dan permintaan akan data dilakukan oleh client, maka hasilnya dikirimkan melalui LAN. Hasil dari applikasi tersebut dapat saja dilakukan perubahan bentuk untuk mendapatkan tampilan yang lebih baik. Semuanya ini dilakukan di sisi client oleh end user melalui UI (User Interface). Diagram skematik pendekatan client server ditunjukan pada gambar 4.

Gambar 4- Applikasi Sistem Client Server

Keuntungan Sistem Client Server

  1. Mengurangi tanggung jawab dan biaya overhead

  2. Kontrol biaya operasional dan pengembangan yang lebih mudah

  3. Waktu respon yang lebih baik dalam pemrosesan.

  4. Akses data yang lebih besar bagi perusahaan. Sistem Client server mengamankan transaksi data dan menyimpannya pada server untuk kemudian dapat di sharing, dimanipulasi, dianalisa secara lokal.

  5. Memungkinkan pendistribusian proses dari tersentralisasi menjadi desktop computing

  6. Menawarkan kooperatif prosesing antara individu dan group antar departemen, geografis dan zona waktu.

  7. Rewriting software pada sistem client server memberikan keuntungan untuk mendapatkan sistem yang terintegrasi dan memberikan efisiensi.

  8. Menawarkan friendlu interface pada end user khususnya pada knowledge worker dan customer.

  9. Keterlibatan yang lebih untuk end user pada implementasi IT.

  10. Arsitektur terbuka dan sistem terbuka memberikan fleksibilitas dalam memilih konfigurasi hardware yang berbeda, network, dan DBMS dari berbagai vendor.

Hambatan Implementasi Sistem Client Server

Organisasi

  1. Skill personel yang kurang memadai untuk implementasi sistem client server.

  2. Anti perubahan terhadap teknologi baru.

  3. Biaya konversi

  4. Membutuhkan koordinasi dan kontrol yang lebih pada end user.

Teknologi

  1. Membutuhkan infrastruktur LAN dan WAN

  2. Skill dan peralatan yang belum memadai

  3. Belum adanya pemahaman dan pengalaman dalam merencanakan sistem client server

  4. Tidak tersedianya produk dan tools pengembangan sistem client server

  5. Sedikitnya applikasi client server

  6. Sedikitnya standar nasional dan internasional untuk sistem client server.

Read More..

D!fkY AnAk !nF0RmAT!kA Sabtu, 27 Maret 2010

Konfigurasi/Setup VPN di Windows Server 2003

OK, setelah semua keperluan anda siapkan kita mulai saja langsung. Langkah pertama adalah login ke server VPS anda menggunakan username dan password yang telah diberikan. Setelah itu anda harus melakukan bebebrapa konfigurasi.

1. Klik Start -> Run -> Tulis “services.msc” didalam kotak run.

Setelah halaman services terbuka carilah service dengan nama “Routing and Remote Access” pastikan service ini aktif otomatis ketika komputer di hidupkan.

2. Klik Start -> Run -> Control panel -> Administrative Tools -> Routing and Remote Access.

3. Klik kanan pada komputer, kemudian pilih “Configure and Enable Remote and Routing Access”

4. Ikuti terus petunjuk instalasi:

  1. Klik Next.
  2. Dari Konfigurasi List pilih “Custom Configuration“, klik Next.
  3. Pilih “VPN Access and NAT and Basic Firewall“, klik Next
  4. Klik Finish.

5. Konfigurasi NAT (Network Address Translation)

  1. Buka panel Routing and Remote Access.
  2. Klik Komputer (Local).
  3. Klik Ip Routing.
  4. Klik Kanan pada “NAT/Basic Firewall“.
  5. Gunakan New Interface untuk menambahkan network translation.

Sekarang VPN anda sudah siap untuk digunakan dan sudah jadi untuk sisi server. Langkah kedua tugas anda adalah melakukan konfigurasi user yang diperbolehkan untuk mengakses VPN ini.

Caranya: Klik Start -> Run -> Tulis “lusrmgr.msc

Sudah selesai, begitulah caranya membuat VPN, tinggal anda melakukan koneksi dari klient dan tentunya menggunakan username dan password yang telah anda konfigurasi, Mudah bukan? Inilah cara yang banyak dilakukan oleh para penjual VPN (terutama di kaskus) mohon maaf saya harus sebutkan karena saya tidak suka orang membeli VPN dengan harga yang terlalu mahal padahal modal awalnya terbilang cukup ringan.

Selain itu saya tidak suka penjual VPN sering membohongi para pembelinya seperti dengan mengatakan bahwa dengan mengakses VPN ini kecepatan internet anda akan stabil/bagus/meningkat! itu omong-kosong yang keterlaluan!!! Seperti yang sudah kita bahas hingga ramai di artikel yang berjudul “Pembodohan tentang pemercepat koneksi internet di Indonesia” saya di artikel itu sudah menjelaskan berulang-kali kepada anda semua bahwa gono-gini tidak akan mempengaruhi kecepatan akses internet anda, kalau ada yang komentar marah, memaki, dan memfitnah kebanyakan mereka adalah para penjual PULSA, Penjual VPN, bahkan kemungkinan mereka adalah ISP yang menjual akses lambat dengan harga yang MAHAL. Saya tidak suka basa-basi dan tetek-bengek memang. Kalau saya tahu itu salah akan saya bilang salah sampai kapan pun. Lihat Diagram dibawah ini:

Semoga anda paham dengan gambar ini, Bukan maksud hati saya untuk menjatuhkan kegirangan anda berinternet dengan harga murah tetapi perlu anda ketahui bahwasanya (dalam contoh) ketika akses internet anda maksimum adalah 153 Kbps meskipun kecepetan internet VPN anda adalah 100Mbps itu tidak akan sama sekali mempengaruhi atau menstabilkan kecepatan internet anda. Diagram ini sekaligus membuktikan bahwa teori tentang jarak terdekat antara garis lurus yang menghubungkan dua titik tidak terbantahkan dan hanya di provokasi oleh orang yang dagangannya terganggu oleh terbukanya kebenaran.

Read More..

Men-setup sebuah server DHCP di Windows 2003



Server DHCP klien memberikan alamat IP yang diambil dari ruang lingkup yang sudah ditetapkan untuk suatu jangka waktu. If an IP address is required for longer than the lease has been set for, the client must request an extension before the lease expires. Jika alamat IP diperlukan untuk lebih lama daripada sewa telah ditetapkan untuk, klien harus meminta perpanjangan sebelum kontrak berakhir. If the client has not requested an extension on the lease time, the IP address will be considered free and can be assigned to another client. Jika klien tidak meminta perpanjangan waktu sewa, alamat IP akan dianggap bebas dan dapat ditugaskan ke klien lain. If the user wishes to change IP address then they can do so by typing "ipconfig /release", followed by "ipconfig /renew" in the command prompt. Jika pengguna ingin mengubah alamat IP maka mereka dapat melakukannya dengan mengetik "ipconfig / release", diikuti oleh "ipconfig / memperbarui" pada command prompt. This will remove the current IP address and request a new one. Ini akan menghapus alamat IP saat ini dan meminta yang baru. Reservations can be defined on the DHCP server to allow certain clients to have their own IP address (this will be discussed a little later on). Pemesanan dapat didefinisikan pada server DHCP untuk mengizinkan klien tertentu untuk memiliki alamat IP sendiri (ini akan dibahas sedikit nanti). Addresses can be reserved for a MAC address or a host name so these clients will have a fixed IP address that is configured automatically. Alamat dapat disediakan untuk alamat MAC atau nama host sehingga klien tersebut akan memiliki alamat IP tetap yang dikonfigurasi secara otomatis. Most Internet Service Providers use DHCP to assign new IP addresses to client computers when a customer connects to the internet - this simplifies things at user level. Kebanyakan Internet Service Provider menggunakan DHCP untuk menetapkan alamat IP baru ke komputer klien bila pelanggan terhubung ke internet - menyederhanakan hal-hal ini pada tingkat pengguna.

The above diagram diplays a simple structure consisting of a DHCP server and a number of client computers on a network. Diplays Diagram di atas struktur sederhana terdiri dari sebuah server DHCP dan sejumlah komputer klien di dalam sebuah jaringan.

The DHCP Server itself contains an IP Address Database which holds all the IP addresses available for distribution. DHCP Server sendiri berisi IP Address Database yang menampung semua alamat IP yang tersedia untuk distribusi. If the client (a member of the network with a Windows 2000 Professional/XP operating system, for example) has "obtain an IP address automatically" enabled in TCP/IP settings, then it is able to receive an IP address from the DHCP server. Jika klien (anggota jaringan dengan Windows 2000 Professional / XP sistem operasi, misalnya) telah "mendapatkan alamat IP secara otomatis" diaktifkan pada pengaturan TCP / IP, maka hal ini dapat menerima alamat IP dari server DHCP .

Setting up a DHCP Server Mengatur DHCP Server

This will serve as a step-by-step guide on how to setup a DHCP server. Ini akan berfungsi sebagai langkah-demi-langkah panduan tentang cara men-setup sebuah server DHCP.

Installing the DHCP server is made quite easy in Windows 2003. Instalasi DHCP server dibuat cukup mudah di Windows 2003. By using the "Manage your server" wizard, you are able to enter the details you require and have the wizard set the basics for you. Dengan menggunakan "Kelola server Anda" wizard, Anda dapat memasukkan rincian anda memerlukan dan memiliki wizard menetapkan dasar-dasar untuk Anda. Open to "Manage your server" wizard, select the DHCP server option for the list of server roles and press Next. Terbuka untuk "Kelola server Anda" wizard, pilih server DHCP pilihan untuk daftar server peran dan tekan Next.
You will be asked to enter the name and description of your scope. Anda akan diminta untuk memasukkan nama dan deskripsi lingkup Anda.

Scope: A scope is a collection of IP addresses for computers on a subnet that use DHCP. Lingkup: Sebuah lingkup adalah kumpulan dari alamat IP untuk komputer pada subnet yang menggunakan DHCP.

The next window will ask you to define the range of addresses that the scope will distribute across the network and the subnet mask for the IP address. Jendela berikutnya akan meminta Anda untuk menentukan rentang dari alamat yang cakupan akan mendistribusikan seluruh jaringan dan subnet mask untuk alamat IP. Enter the appropriate details and click next. Masukkan rincian yang sesuai dan klik next.

You are shown a window in which you must add any exclusions to the range of IP addresses you specified in the previous window. Anda akan ditampilkan sebuah jendela di mana Anda harus menambahkan pengecualian pada kisaran alamat IP Anda tentukan di jendela sebelumnya. If for example, the IP address 10.0.0.150 is that of the company router then you won't want the DHCP server to be able to distribute that address as well. Jika misalnya, alamat IP 10.0.0.150 adalah perusahaan router maka Anda akan tidak ingin server DHCP untuk dapat mendistribusikan alamat itu juga. In this example I have excluded a range of IP addresses, 10.0.0.100 to 10.0.0.110, and a single address, 10.0.0.150. Dalam contoh ini saya telah dikeluarkan kisaran alamat IP, 10.0.0.100 untuk 10.0.0.110, dan satu alamat, 10.0.0.150. In this case, eleven IP's will be reserved and not distributed amongst the network clients. Dalam kasus ini, sebelas IP akan dilindungi dan tidak didistribusikan antara jaringan klien.

It is now time to set the lease duration for how long a client can use an IP address assigned to it from this scope. Sekarang saatnya untuk mengatur durasi sewa untuk berapa lama klien dapat menggunakan alamat IP yang ditugaskan untuk itu dari lingkup ini. It is recommended to add longer leases for a fixed network (in the office for example) and shorter leases for remote connections or laptop computers. Dianjurkan untuk menambahkan lagi sewa untuk jaringan tetap (di kantor misalnya) dan sewa pendek untuk sambungan jarak jauh atau laptop komputer. In this example I have set a lease duration of twelve hours since the network clients would be a fixed desktop computer in a local office and the usual working time is eight hours. Dalam contoh ini saya telah menetapkan durasi sewa dua belas jam sejak jaringan klien akan tetap desktop komputer di kantor lokal dan waktu kerja yang biasa adalah delapan jam.

You are given a choice of whether or not you wish to configure the DHCP options for the scope now or later. Anda diberi pilihan apakah Anda ingin mengkonfigurasi opsi DHCP untuk lingkup sekarang atau nanti. If you choose Yes then the upcoming screenshots will be of use to you. Jika Anda memilih Ya maka screenshot mendatang akan berguna bagi Anda. Choosing No will allow you to configure these options at a later stage. Memilih Tidak akan memungkinkan Anda untuk mengkonfigurasi opsi-opsi ini pada tahap berikutnya.

The router, or gateway, IP address may be entered in next. Router, atau gateway, alamat IP dapat dimasukkan dalam berikutnya. The client computers will then know which router to use. Komputer klien akan tahu router yang digunakan.

In the following window, the DNS and domain name settings can be entered. Dalam jendela berikut, DNS dan pengaturan nama domain dapat dimasuki. The DNS server IP address will be distributed by the DHCP server and given to the client. Server DNS alamat IP ini akan didistribusikan oleh server DHCP dan diberikan kepada klien.

If you have WINS setup then here is where to enter the IP Address of the WINS server. Jika Anda memiliki setup WINS maka di sini adalah tempat untuk memasukkan IP Address dari server WINS. You can just input the server name into the appropriate box and press "Resolve" to allow it to find the IP address itself. Anda bisa memasukkan nama server ke dalam kotak yang sesuai dan tekan "Putuskan" untuk mengizinkan itu untuk menemukan alamat IP sendiri.

The last step is to activate the scope - just press next when you see the window below. Langkah terakhir adalah untuk mengaktifkan lingkup - hanya tekan berikutnya ketika Anda melihat jendela di bawah ini. The DHCP server will not work unless you do this. Server DHCP tidak akan berfungsi kecuali jika Anda melakukan hal ini.

The DHCP server has now been installed with the basic settings in place. Server DHCP kini telah terinstal dengan pengaturan dasar di tempat. The next stage is to configure it to the needs of your network structure. Tahap berikutnya adalah mengkonfigurasinya untuk kebutuhan struktur jaringan Anda.

Configuring a DHCP server Konfigurasi server DHCP

Hereunder is a simple explanation of how to configure a DHCP server. Dibawah ini adalah penjelasan sederhana mengenai bagaimana mengkonfigurasi sebuah server DHCP.

The address pool displays a list of IP ranges assigned for distribution and IP address exclusions. Alamat renang menampilkan daftar IP berkisar ditugaskan untuk distribusi dan pengecualian alamat IP. You are able to add an exclusion by right clicking the address pool text on the left hand side of the mmc window and selecting "new exclusion range". Anda dapat menambahkan pengecualian dengan mengklik kanan alamat renang teks pada sisi kiri dari jendela mmc dan memilih "kisaran pengecualian baru". This will bring up a window (as seen below) which will allow you to enter an address range to be added. Ini akan memunculkan sebuah jendela (seperti terlihat di bawah ini) yang akan memungkinkan Anda untuk memasukkan rentang alamat yang akan ditambahkan. Entering only the start IP will add a single IP address. Memasuki awal IP hanya akan menambahkan satu alamat IP.

DHCP servers permit you to reserve an IP address for a client. DHCP server memungkinkan Anda untuk cadangan alamat IP untuk klien. This means that the specific network client will have the same IP for as long as you wanted it to. Ini berarti bahwa klien jaringan tertentu akan memiliki IP yang sama selama yang Anda inginkan. To do this you will have to know the physical address (MAC) of each network card. Untuk melakukan hal ini Anda harus mengetahui alamat fisik (MAC) dari masing-masing kartu jaringan. Enter the reservation name, desired IP address, MAC address and description - choose whether you want to support DHCP or BOOTP and press add. Masukkan nama reservasi, dikehendaki alamat IP, alamat MAC dan deskripsi - memilih apakah Anda ingin mendukung DHCP atau BOOTP dan tekan menambahkan. The new reservation will be added to the list. Pemesanan baru akan ditambahkan ke daftar. As an example, I have reserved an IP address (10.0.0.115) for a client computer called Andrew. Sebagai contoh, saya telah reserved alamat IP (10.0.0.115) untuk komputer klien bernama Andrew.

If you right click scope options and press "configure options" you will be taken to a window in which you can configure more servers and their parameters. Jika Anda klik kanan lingkup pilihan dan tekan "mengkonfigurasi pilihan" anda akan dibawa ke sebuah jendela di mana Anda dapat mengkonfigurasi server dan mereka lebih banyak parameter. These settings will be distributed by the DHCP server along with the IP address. Pengaturan ini akan didistribusikan oleh server DHCP bersama dengan alamat IP. Server options act as a default for all the scopes in the DHCP server. Pilihan server bertindak sebagai standar untuk semua cakupan di server DHCP. However, scope options take preference over server options. Namun, lingkup pilihan mengambil alih server preferensi pilihan.

In my opinion, the DHCP server in Windows 2003 is excellent! Menurut pendapat saya, server DHCP di Windows 2003 adalah sangat baik! It has been improved from the Windows 2000 version and is classified as essential for large networks. Ini telah ditingkatkan dari versi Windows 2000 dan diklasifikasikan sebagai penting untuk jaringan besar. Imagine having to configure each and every client manually - it would take up a lot of time and require far more troubleshooting if a problem was to arise. Bayangkan harus mengkonfigurasi setiap klien secara manual - ia akan mengambil banyak waktu dan membutuhkan jauh lebih pemecahan masalah jika masalah itu timbul. Before touching any settings related to DHCP, it is best to make a plan of your network and think about the range of IPs to use for the computers. Sebelum menyentuh setiap pengaturan yang terkait dengan DHCP, yang terbaik adalah membuat rencana jaringan Anda dan berpikir tentang berbagai IP yang akan digunakan untuk kompute

Read More..

Setting Jaringan Warnet Berbasis Windows XP dan ADSL Modem (pada Speedy)

Kemampuan untuk melakukan Instalasi dan setting untuk sebuah Warung Internet (Warnet) selama ini dianggap hanya dimiliki oleh mereka yang sudah lama berkecimpung didunia IT Administrator. Dengan mematok biaya yang cukup lumayan mereka bersedia membantu kita dalam membangun sebuah Warnet yang hendaknya akan kita gunakan sebagai Unit Produksi. Ketidaktahuan tentang bagaimana sebuah sistem jaringan dapat berjalan lancar adalah alasan utama kita untuk terus menggunakan tenaga mereka. Berangkat dari keadaan tersebut maka saya menuliskan panduan ini. Sengaja dibuat dengan menampilkan langkah demi langkah agar dapat dimengerti dan dipahami bahkan oleh seorang yang sama sekali belum mengenal jaringan.

—– more —–

Pada panduan ini akan dibahas instalasi dan setting untuk sebuah warnet yang memiliki 1 server & 12 client seperti terlihat pada gambar di bawah ini:

gbr-1.jpg

Persiapan Hardware & Software
Hendaknya sebelum kita melaksanakan instalasi jaringan, terlebih dahulu kita mempersiapkan Hardware & software yang akan tersambung di dalam lingkup jaringan tersebut. Beberapa langkah persiapan yang diperlukan adalah :
1. PC Server, spesifikasi minimal yang disarankan :
a. Hardware :

  • MotherBoard : Kecepatan setara 3.00 Ghz untuk dual Core
  • Ram : 1 Ghz
  • Harddisk : 160 GB
  • NIC / LAN Card : 10/100 Mbps
  • Drive : DVD / CD Writer
  • Spesifikasi lain : Optional

b. Software :

  • Windows XP SP2
  • Bandwith Controller / Manager
  • Billing System, dll
  • Anti Virus
  • Firewall
  • Anti Spyware, Malware, Adware

2. PC Client
a. Hardware :

  • MotherBoard : Kesepatan setara 2.80 Ghz
  • Ram : 512 MB
  • Harddisk : 40 Ghz
  • VGA Card : Optional untuk Game

b. Software :

  • Windows XP SP2
  • Browsing Tools :

1. Internet Explorer
2. Mozilla FireFox (Free)
3. Opera

  • Chatting Tools :

1. Yahoo Messenger (Free)
2. MSN Live Messenger
3. MiRC
4. ICQ

  • Game Online, Example:

1. Warcraft III
2. Ragnarok Online
3. Diablo II, dsb

  • Adobe Reader (Free)
  • WinZip
  • WinRar
  • Anti Virus (AVG Free Recommended)
  • Winamp (Free)
  • ACD See (Optional)
  • Microsoft Office (Optional)
  • Billing System, dsb

Sistem Operasi Window$ memang sangat mahal, untuk itu kita bisa mensiasatinya dengan membeli CPU second Built-up dari luar negeri yang masih bagus. Biasanya selain kualitasnya lebih tinggi dari pada CPU rakitan, CPU Built-up dari luar negeri juga sudah dilengkapi dengan, Sistem Operasi Standar Windows.

3. Hub / Switch / Router
Merupakan alat yang digunakan untuk membagi koneksi internet dari PC server ke PC
Client. Pilihan antara Hub / Switch / Router ditentukan oleh kemampuan koneksi yang
ingin dihasilkan, dan tentu saja di sesuaikan dengan dana yang tersedia. Pada studi
kasus kita kali ini saya akan menggunakan Switch sebagai pembagi koneksi internet.
4. Modem
Modem adalah sebuah device yang digunakan sebagai penghubung dari sebuah PC atau
jaringan ke Penyedia Layanan Internet (Internet Service Provider / ISP). Penggunaan
Modem yang akan di bahas kali ini adalah modem jenis ADSL. Modem jenis ini
biasanya digunakan oleh ISP Telkomspeedy. Untuk jenis modem ADSL itu sendiri bisa
dipilih berdasarkan kebutuhan. Kali ini penulis mengambil contoh ADSL LynkSys AM
300 yang hanya mempunyai 1 (satu) port saja sebagai Dialup Device.

Setting Modem ADSL Eksternal
Berikut adalah langkah yang harus dilakukan untuk memastikan PC Server terhubung ke
internet :
1) Buka Internet Explorer anda dan ketikan alamat berikut : 192.168.1.1 (biasanya adalah
alamat IP default bagi Modem).
2) Setelah muncul jendela login isikan username: admin Password: admin, atau sesuai
dengan user guide yang terdapat pada saat pembelian Modem.
3) Isikan sesuai dengan yang tertera pada gambar berikut, kecuali user name dan password yang masing-masing berbeda sesuai dengan yang didapat dari ISP.
4) Pengisian selanjutnya adalah untuk mengijinkan DHCP Server enable/disable,
sebaiknya dipilih Option Enable agar kita tidak direpotkan dengan urusan menyetel satu
demi satu IP Client. Karena fasilitas ini mempunyai kemampuan untuk mensetting IP
Client secara otomatis.
5) Untuk pengisian Time Zone dilakukan sesuai dengan domisili anda tinggal. Dan untuk
time server settingan yang tertera pada gambar adalah settingan yang saya
rekomendasikan.
6) Jika kita ingin mengganti modem username & password kita dipersilahkan untuk
melalukannya pada option berikut :
7) Status Koneksi kita bisa kita pantau pada tabs status (gambar), sebetulnya alamat IP
kita tertera pada bagian bawah layar. Tidak saya tampilkan dengan alasan keamanan.
8) Setelah semua tersetting dengan baik langkah pengujian yang bisa kita lakukan adalah
dengan membuka Internet Explorer kita, lalu masuk ke salah satu alamat WEB yang
mudah diloading. Contoh : Http://www.google.co.id/ lalu untuk pengetesan kecepatan
bisa dilakukan melalui beberapa situs yang menyediakan layanan pengukuran
Bandwith, contoh: http://www.sijiwae.net/speedtest/ .

Sinkronisasi
Setelah hubungan antara PC server dan koneksi internet dapat berjalan lancar langkah
selanjutnya adalah sinkronisasi. Agar semua komputer dapat tersinkronisasi secara benar, berikut adalah langkah-langkah yang harus dilakukan :
1) Sinkronisasi Nama Komputer / PC dan Nama Work Group dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
a. Menampilkan Task Control System

gbr-5.jpg

b. Pada Tab Computer Name klik Change untuk mengubah nama komputer dan
nama WorkGroup. Nama komputer sebaiknya diurutkan sesuai dengan nomor
Clientnya untuk memudahkan kita mengingat masing-masing nama komputer,
nama masing-masing PC tidak boleh sama. Namun untuk nama Workgroup
harus lah dibuat sama untuk semua Client dan juga Server.

gbr-6.jpg

c. Setelah nama PC kita ganti langkah selanjutnya adalah mengganti Network ID
dengan cara mengeklik Tab Network ID pada task Control System tadi.
i. Pada pertanyaan How Do You Use This Computer pilihlah option This Computer is part of a business network, kemudian Klik Next.

gbr-7.jpg

ii. Pada Option selanjutnya pilihlah Network without a Domain.

gbr-8.jpg

iii. Selanjutnya isikan nama WorkGroup sesuai dengan nama WorkGorup yang kita isikan pada waktu mengganti nama PC pada langkah (b) tadi.

gbr-91.jpg

iv. Selanjutnya Klik Next dan kemudian Finish. Tunggu beberapa saat hingga komputer selesai melakukan pergantian Network ID dan lakukan restrat System Operasi / Reboot.

2) Sinkronisasi Waktu / Jam dilakukan dengan menempuh langkah sebagai berikut:
a. Double klik tampilan jam yang ada pada sudut kiri bawah desktop anda.
b. Pilihlah tabs Internet Time => Update Now

gbr-10.jpg

c. Tunggu beberapa saat hingga terdapat statement berikut : The time has ben
succesfully Synchronized.
d. Jika yang tampil adalah statement error, maka ulangi klik Update Now hingga
berhasil menyamakan waktu PC anda dengan server Windows.
e. Jika Update berhasil, namun jam yang ditampilkan tidak sama, maka kesalahan
mungkin terjadi pada Time Zone untuk wilayah WIB wilayah waktunya adalah
GMT + 07.00 Bangkok, Hanoi, Jakarta sedangkan untuk WITA adalah
GMT+08.00 Perth dan WIT dengan GMT + 09.00 Seoul.

gbr-11.jpg

Internet Connection Sharing (ICS)
Sampai dengan tahap ini PC yang terkoneksi keinternet hanyalan PC server saja. Untuk
memberikan akses bagi PC client agar mempunyai akses ke internet kita perlu mengaktifkan Internet Connection Sharing yang kita miliki pada PC server. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1) Buka Jendela Network Connection yang terdapat pada Control Panel. Lalu klik kanan
pada Koneksi aktif kita ke internet => pilih Properties.

gbr-12.jpg

2) Pada tabs Advanced aktifkan option Allow other network users to connect through this
computer’s Internet Connection.
3) Setelah Koneksi Internet berhasil di sharing maka akan muncul 2 buah macam koneksi. Sebaiknya ganti nama masing-masing koneksi tersebut agar mudah membedakan antarakoneksi yang terhubung ke Modem dengan Koneksi yang terhubung ke Switch dengan cara me-rename masing-masing koneksi tersebut.

gbr-13.jpg

4) Jika kita buka properties pada koneksi yang terhubung ke Switch, pada tabs support
terdapat alamat IP yang akan menjadi default Gateway bagi PC Client yang akan
terhubung melalui PC Server (192.168.0.1).

gbr-14.jpg

Network Setup
Langkah-langkah yang kita lakukan tadi hanyalah untuk memberikan izin bagi PC Client agar dapat mengakses Internet. Untuk mengaktifkan Izin tersebut dilakukan dengan cara mensetup Network / Jaringan yang kita miliki. Langkah pengerjaannya adalah sebagai berikut :
1) Buka Network Setup Wizard yang terdapat pada Control Panel. Lalu lakukan langkah
seperti pada gambar. (pastikan Koneksi ke internet dalam keadaan hidup).

gbr-15.jpg

gbr-16.jpg

2) Pada pilihan select a Connection Method pilih yang Connect Directly to the Internet
untuk PC server dan bila melakukan settingan pada PC Client plihlah Option Connect to
the internet through a residental gateway.

gbr-17.jpg

3) Option Berikut meminta kita menentukan koneksi yang mana yang akan kita gunakan
untuk melakukan dial-up ke Internet. Pilihlah koneksi yang tersambung ke Modem.
Pilihan ini tidak ada pada saat kita melakukan setting di PC Client.

gbr-18.jpg

4) Isikan Computer Name sesuai dengan nama yang telah kita berikan tadi, lalu isikan
Computer Description jika anda inginkan (Optional / tidak diisi tidak berpengaruh).

gbr-19.jpg

5) Isi Nama Workgroup sesuai dengan nama yang telah kita tentukan sebelumnya. Perlu
saya ingatkan kembali bahwa nama workgroup sebaiknya sama untuk semua komputer
agar langkah setting lebih mudah.

gbr-20.jpg

6) Pilihlah option Turn On File and Printing Sharing pada task selanjutnya.

gbr-21.jpg

7) Setelah settingan pada jendela log kita anggap benar klik next untuk menjalankan /
Mengaktifkan settingan yang telah kita buat tadi.

gbr-22.jpg

8) Tunggu beberapa saat hingga komputer selesai menyesuaikan dengan settingan
barunya.

gbr-23.jpg

9) Pilih option just finish wizard, lalu klik Next = > Finish. Biasanya PC akan otomatis
reboot setelah menyelesaikan prosedur tadi.

gbr-24.jpg

gbr-25.jpg

Langkah yang sama kita lakukan pada semua PC Client. Perbedaan cara setting antara PC
Server dan PC Client hanyalah terletak pada point 2 dan point 3.

Setelah menyelesaikan langkah settingan tersebut pada PC Client lakukanlah pengetesan
koneksi dengan cara yang sama dengan PC Server, yaitu mengunjungi alamat situs yang mudah di Loading dan mengetes kecepatan koneksi. Bila koneksi yang ada dirasa terlalu lambat silahkan lakukan pengecekan pada settingan Network tadi apakah ada Option yang salah atau tidak, dan juga lakukan pengecekan pada koneksi perkabelan apakah suda terposisikan dengan baik atau belum.
Sampai dengan langkah ini semua PC Client bisa terhubung dengan bebas ke Internet selama PC Server menghidupkan Koneksinya. Untuk membatasi penggunaan pada PC Client adal beberapa pilihan. Yang pertama adalah membuat list user dari Computer Client, user mana yang mempunyai hak untuk mengakses internet yang mana yang tidak diizinkan untuk mengaksesnya. Settingan tersebut biasanya digunakan di perkantoran. Sedangkan untuk warnet, pembatasan akses biasanya dilakukan dengan menginstalkan program billing pada C Server dan PC Client. Untuk produk billing dalam negeri sudah terdapat beberapa pengembang program diantaranya adalah www.billingexplorer.com dan www.indobilling.com untuk keperluan setting billing ini silahkan menghubungi pengembangnya masing-masing.

Read More..